SELAMAT DATANG DI BLOG LENTERA SENJA, Semoga Bermanfaat

Jumat, 28 Agustus 2015

Bersikap baik atau pencitraan???????????

Bergaul dengan orang lain itu cukup rumit, karena tidak mudah rasanya untuk memadukan berbagai karakter ke dalam suatu hubungan baik itu berupa ikatan pertemanan atau bahkan hubungan spesial yang sering disebut dengan "pacaran", tapi tulisan iseng ini bukan bermaksud untuk membahas tentang cinta, rasa sayang, kesedihan, kesetiaan, perselingkuhan atau apalah itu yang terbungkus rapi di dalam kata pacaran. tetapi lebih kepada pemikiran mengenai pernyataan bagaimana seharusnya kita memainkan peran dalam hubungan pertemanan atau pacaran tersebut??, memang benar kutipan lagu yang mengatakan bahwa "Dunia Ini Panggung Sandiwara", kita bisa akting atau tidak, kita tetap dituntut untuk bisa memainkan peran kita dengan baik. Pertunjukkan sandiwara itu simple, karena semua telah diatur, si A memainkan peran protagonis, si B memainkan peran antagonis, dan si C memainkan peran sebagai penengah diantara keduanya, bahkan ada yang memainkan peran sebagai figuran yang seolah-olah tidak penting keberadaannya.
Tetapi permasalahannya, kesemua peranan di dalam sandiwara tersebut telah diatur sedemikian rupa, kita hanya mengikuti naskah dan peran apa yang harus kita mainkan sehingga pertunjukkan sandiwara tersebut terlihat menarik. Namun pernyataannya sekarang adalah, di dalam hubungan pertemanan atau pacaran yang sifatnya nyata atau real bukan diatur oleh seseorang peran apakah yang akan kita pilih??, saya rasa semua orang memiliki pemikiran yang sama dengan saya, tentu pilihan yang akan diambil adalah  sosok protagonis, atau sosok baik yang disenangi oleh semua orang, menaburkan kebahagiaan dimana-dimana, pembawa ketentraman untuk orang lain, membantu orang-orang yang butuh pertolongan, intinya dengan kebaikan bisa membahagiakan semua orang yang berada disekitar kita, tanpa ada satupun yang luput dari perhatian, sehingga dengan kebaikan itu semua orang akan mencintai dan menyayangi kita, tanpa ada pihak yang merasa tersakiti atau dikecewakan oleh tingkah laku yang kita buat. Sangatlah senang rasanya, jika  sosok tersebut bisa kita mainkan peranannya dengan baik. Tetapi bagaimana caranya supaya kita bisa memainkan peranan tersebut dengan baik???bisakah???, saya tidak ingin menjawabnya dengan simple, tapi marilah kita sedikit mengulik sejarah mengenai riwayat hidup beberapa sosok penting dalam sejarah, kita mulai dari sosok yang paling berpengaruh yakni baginda nabi junjungan saya sebagai umat muslim, Nabi Muhammad SAW, jika ditinjau dari berbagai sumber buku yang memuat riwayat Nabi Muhammad, terlihatlah betapa Nabi Muhammad menjadi sosok protagonis yang pada awalnya disenangi semua orang yang ada di Mekkah, karena sifat-sifat terpuji yang dia miliki, namun setelah beliau diangkat menjadi nabi untuk mengajarkan kebaikan yang tiada taranya untuk umat manusia, seketika itu juga banyak dari kaummnya sendiri yang menentang dan berbalik memusuhinya, rasa cinta tersebut sirna begitu saja, karena ajaran kebaikan yang diajarkan Nabi berlawanan dengan pendapat mereka (musuhnya). Begitu pula Nabi Musa AS, masih dari sumber sejarah, mengatakan bahwa saat beliau kecil sempat berada dibawah asuhan keluarga Fir'aun, begitu besarnya rasa sayang Fir'aun kepada Nabi Musa, sampai-sampai Nabi Musa dianggap seperti anak kandung sendiri yang dididik ala kehidupan istana, sampai akhirnya rasa cinta tersebut berbalik menjadi kebencian, karena mengapa??? karena saat itu Nabi Musa diangkat sebagai Nabi dan mengajarkan kebaikan kepadaa Fir'aun, tentu saja lagi-lagi kebaikan yang ditawarkan oleh Nabi Musa AS bertolak belakang dengan kehendak Fir'aun. Atau contoh lainnya Karl Marx, filusuf yang dianggap utopis, meski dianggap sebagai sosok nabi bagi kaum proletar tentu saja Karl Marx dengan statusnya tersebut tetap memiliki haters bahkan seorang musuh.
Jadi apa yang bisa kita ambil dari penjelasan singkat di atas, jelas contoh-contoh tersebut menceritakan bahwa seseorang sekaliber Nabi Muhammad dan Nabi Musa pun yang langsung mendapatkan pertolongan Allah SWT, dengan kebaikannya tetap saja memiliki para penentang atau orang yang membencinya, karena perbedaan pendapat atau pandangan dengan musuhnya, apalagi kita yang notabennya hanyalah manusia yang lemah dan penuh dengan kesalahan, kita boleh bermimpi untuk mengubah wajah dunia, dan berharap membuat semua orang menjadi bahagia, tetapi lagi-lagi kita perlu berkaca, tentu saja kita tidak bisa untuk membahagiakan semua orang, kita tidak bisa menyenangkan atau mengiyakan semua pendapat orang lain, dengan tujuan agar orang tersebut bahagia dan menyenangi kita, lihatlah kisah Nabi Muhammad dan Nabi Musa tersebut, alangkah celakanya jika ke-dua Nabi junjungan saya dan umat muslim ini, menginginkan kebahagiaan untuk semua umat manusia dengan cara mengiyakan semua pendapat kaummnya, supaya  mereka disenangi oleh semua orang. Tentu tidak bisa kita bayangkan bagaimana akhirnya..
Sekali lagi, bukan bermaksud untuk menggurui, tetapi hendaknya kita jangan menjadi tipe manusia "pengangguk", yang mengiyakan semua pendapat orang lain, agar kita terlihat baik. selain memiliki kesamaan, tetapi ingatlah individu dengan individu lainnya memiliki perbedaan, jadi setiap individu tidaklah sama, tak apalah jika sesekali kita meninggalkan peranan baik tersebut, dengan menentang pendapat yang berbeda dengan kita, toh itu juga demi kebaikan kita sendiri, terkadang kita ingin terlihat menjadi sosok baik yang sempurna di mata orang lain, sehingga kita terlampau melewati batas kemampuan dan pada akhirnya justru kita tidak nyaman dengan peran yang terlanjur kita ambil tersebut, dan hal itu mengabaikan diri kita sendiri. Saya ambil contoh yang lebih ringan, orang baik selalu dikaitkan dengan penampilannya, misalkan cowok, salah satu persoalan yang biasa cowok hadapi dalam pergaulan khususnya dengan ceweknya adalah masalah penampilan, terkadang cowok itu berada dalam situasi yang serba salah, harus ditegaskan sudah menjadi kodratnya jika cowok itu memiliki yang namanya kumis, jenggot, atau brewok. ini adalah permasalahan yang klasik, jika cowok memutuskan untuk memelihara kumis, dibilang seperti bapak-bapak, jika brewokan diindikasikan sebagai keturunan bangsa "Sodom", pelihara Jenggot dibilang anggota Isis, dicukur bersih semuanya di bilang banci..Terus cowok itu harus bagaimana???? Gila rasanya, jika harus terlihat selalu baik di mata orang lain, buktinya saja dalam masalah penampilan. Jadi mulai sekarang berhentilah menjadi orang baik yang selalu mengiyakan pendapat, kehendak dan kemauan orang lain supaya kita tetap terlihat baik di matanya. Tetapi bersikap baiklah sesuai dengan batas kemampuan kita, sedikit kritis,atau bahkan di cap jelek pun tak masalah!!, masih banyak orang diluar sana yang jauh lebih asyik untuk dijadikan teman, atau pacar, janganlah bersikap baik dengan mengada-adakan kebaikan yang justru terlihat aneh bagi orang lain, jangan pula kita ikuti trend zaman yang mulai edan dengan akting pencitraannya,  dan yang terpenting menjadi orang baik itu datangnya dari dalam hati, bukan hanya bertujuan untuk menyenangkan orang lain. Apa nikmatnya jika kita dianggap baik oleh orang lain, tetapi tidak oleh diri sendiri??????, sekali lagi tidak bermaksud menggurui, atau menganjurkan agar meninggalkan perbuatan baik dan menjadi karakter yang brutal, tentu tidak. Ini hanya tulisan iseng belaka mengenai peran kebaikan yang justru terkadang menjerumuskan kita ke dalam pencitraan..

Tidak ada komentar: